
Media sosial saat ini ibarat dunia nyata yang bergerak di belakang kehidupan kita, karena apa yang kita lakukan, kita lihat, dan kita rasakan akan berdampak langsung maupun tak langsung dengan kehidupan. Bisnis dan karir yang bergerak di media sosial saat ini jauh lebih berkembang pesat, tentu ini akan menghasilkan begitu banyak persaingan yang sangat ketat.
Apakah Anda tertarik berkarir di bidang media sosial?
Menjadi seorang Social Media Specialist membutuhkan banyak keahlian, tidak hanya cukup menganalisa, tapi harus juga bisa menulis, mendesain, menginspirasi, hingga mengajak audience.
Bagi generasi millenial dan gen z akan lebih mudah beradaptasi dalam perubahan di media sosial, karena mereka lahir ketika teknologi sudah cukup baik. Agak berbeda dengan generasi sebelumnya, karena mereka kesulitan untuk memahami dan menganalisa teknologi karena keterbatasan kemampuan diri. Jadi, tidak heran kalau berbagai profesi di media sosial dibutuhkan anak-anak muda yang masih memiliki jiwa mengikuti trend namun kritis terhadap perubahan.
Apa itu Social Media Specialist?
Sesuai dengan namanya, seorang specialist bertugas untuk menjadi admin akun media sosial, membuat caption yang menarik, membuat plan dan schedule konten. Untuk lebih advancenya, biasanya specialist berubah menjadi strategist yang mana ia harus menganalisa, membuat strategi, mengalokasikan budget, hingga membuat KPI (Key Performance Indicator) dan menyesuaikan pekerjaan sesuai dengan KPI yang akan dituju.
Namun, di beberapa perusahaan yang timnya sedikit, biasanya social media strategist digabung dengan social media specialist. Terlihat palugada (apa lu mau, gw ada) memang, tapi begitulah realitanya. Cukup sulit untuk mendalami profesi ini apabila Anda tidak memiliki passion yang kuat di bidang media sosial, terutama untuk mengasah diri sendiri untuk melakukan upgrade skill di sega bidang yang berkaitan dengan jobdesk ini nantinya.
Gol yang akan dicapai dari profesi berbeda-beda sesuai dengan kesepakatan perusahaan atau klien. Biasanya gol yang akan dicapai nantinya adalah pertumbuhan akun di media sosial perusahaan/klien, peningkatan penjualan, peningkatan branding, mengatasi masalah/isu yang berdampak bagi perusahaan/klien, peningkatan trafik website, hingga jumlah leads yang didapat.
Apa saja tugas dari seorang Social Media Specialist?
Tugas umum seorang Social Media Specialist ialah mengatur social media dengan membuat ide/konsep, mengawasi social media, membuat/meningkatkan citra brand, dan melakukan analisis data.
Berikut adalah tugas-tugasnya:
- Wajib mengikuti perkembangan trend: Pengetahuan Anda tentang trend akan memudahkan tim lain untuk mencapai golnya masing-masing, karena Anda harus berkomunikasi dengan tim desain, sales, marketing, hingga audience. Anda tidak akan mengalami kesulitan apabila up to date dengan trend terkini.
- Memiliki intuisi analisa mendalam: Hal ini berkaitan dengan poin pertama, sehingga Anda bisa menganalisa mana konten yang seharusnya dibuat dan dihentikan. Anda dituntut untuk bisa menganalisa data, baik dalam kuantitatif maupun kualitatif. Tidak hanya itu, data-data tersebut bisa Anda kaitkan dengan segala aspek seperti psikologi, ekonomi, behaviour, dll.
- Merancang, membuat, dan mengawasi konten: Buatlah konten yang sesuai dengan gol perusahaan/klien dan awasi dengan baik konten tersebut berjalan. Anda akan berpatokan dengan analisis yang Anda punya, seperti SWOT, konten pillar, hingga tone & manner desain.
- Event dan campaign adalah kewajiban: Anda bisa berkoordinasi dengan tim terkait untuk hal ini. Misalnya, apabila ada event offline/online bisa Anda direct untuk membuat kebutuhan media sosial seperti dokumentasi. Begitu juga dengan campaign, Anda bisa bekerja sama dengan influencer.
- Membuat laporan dan goal: Ini adalah hal paling krusial karena target Anda akan terlihat di sini apakah tercapai atau tidak. Buatlah laporan yang menarik dan goal yang relevan.
- Wajib menguasai tools yang diperlukan: Ada banyak tools yang berguna bagi social media specialist, misalnya Google Trends. Ada juga Facebook Ads Library, Hootsuite, Crimson Hexagon, Canva, Adobe Series, dll. Sesuaikan dengan budget perusahaan/klien dan kuasai penuh tools-tools yang Anda butuhkan.
Perlu diingat bahwa setiap perusahaan bisa saja berbeda-beda tugasnya, dalam artian apabila semakin besar timnya maka Social Media Specialist bisa fokus pada jobdesk utamanya. Namun, apabila timnya kecil atau hanya Social Media Specialist, jangan heran kalau Anda akan disuruh untuk merangkap jobdesk yang berkaitan dengan pembuatan konten social media. Contohnya:
- Membuat desain.
Anda akan sering menemukan lowongan pekerjaan atau perusahaan yang menginginkan seorang Social Media Specialist yang bisa menguasai desain juga. Kuasai tools seperti Adobe Photoshop, Adobe Illustrator, atau Canva untuk mendukung pekerjaan Anda. - Produksi foto/video.
Anda harus menguasai juga tentang bagaimana pengambilan gambar yang baik, karena walaupun ada tim yang biasa untuk produksi, Social Media Specialist juga harus punya wawasan untuk produksi konten yang baik. Anda harus memiliki selera yang bagus juga untuk melihat brand yang sedang Anda tangani ini sesuai dengan apa yang ada di brief agar bisa mendongkrak citra brand tersebut. Tidak ketinggalan juga untuk editing setelahnya, Anda bisa gunakan Adobe Photoshop, Adobe Lightroom, Adobe Premiere Pro, atau aplikasi sejenis. - Digital Marketing.
Social Media Specialist adalah bagian dari Digital Marketing, maka dari itu Anda wajib untuk menguasai tentang Digital Marketing. Tidak perlu ahli di bidangnya, namun harus memiliki wawasan yang luas. Ini sangat berguna ketika brief atau ide yang disampaikan oleh tim atau klien dapat kita realisasikan gambarannya. - Content Writing SEO.
Copywriting adalah hal yang wajib bagi seorang Social Media Specialist, tapi jangan kaget kalau mungkin saja Anda akan berhadapan dengan pembuatan konten artikel sesuai SEO di kesehariannya. Content Writing yang ramah akan SEO juga akan mendongkrak nama perusahaan atau brand untuk berada di halaman pertama di mesin pencari Google. Anda harus menguasai bagaimana pembuatan artikel yang baik, SEO, serta penulisan sesuai dengan EYD. - Ads.
Biasanya, dari beberapa konten yang diposting, akan ada konten yang di boost dengan ads. Setidaknya, Anda harus bisa menguasai dasar-dasar pemahaman ads seperti budgeting, targeting, hingga goal yang dituju.
Ilustrasi proses kerja seorang Social Media Specialist.
Berikut adalah kesulitan-kesulitan yang akan Anda hadapi nantinya:
- Trend berseberangan dengan minat.
Terkadang apa yang kita suka harus berseberangan dengan pekerjaan kita. Misalnya, kita suka konten olahraga tapi karena bekerja di industri beauty maka mau tidak mau harus mengikuti konten yang berhubungan dengan dunia kecantikan.
- Creative block.
Kondisi ini adalah kita mengalami stuck pada saat berpikir kreatif, entah ketika kita sedang merancang konten atau pada saat editing. Creative block bisa dialami oleh semua divisi yang berhubungan dengan kreativitas, tidak hanya pada tim kreatif saja.
- Kurang memahami data.
Terkadang, orang salah baca data atau menganalisa karena ketidakmampuannya untuk mengolah data yang ada. Ini terjadi biasanya ketika kita berpatokan pada satu aspek saja. Misalnya, engagement suatu konten lebih turun dan kita melihat karena kontennya tidak menarik. Mungkin saja ada faktor lain yang berhubungan dengan data tersebut, seperti faktor psikologi, ekonomi, behaviour, kepuasan konsumen, dll.
- Manajemen waktu yang buruk.
Biasanya terjadi ketika kita berhadapan dengan banyak deadline, apalagi untuk pekerja di dunia agency akan mengalami hal ini. Deadline yang sangat dekat dan klien yang banyak biasanya akan membuat orang stress dan membuat manajemen dalam diri kurang begitu baik.
- Kurang terampil dalam memecahkan masalah.
Ini berhubungan erat dengan kurangnya memahami data, karena pemecahan masalah ini biasanya akan mengandalkan keputusan dari data yang kita punya dan intuisi yang seharusnya dilakukan oleh pelaku bisnis.
- Pandangan orang terhadap sosial media specialist.
Ada banyak pandangan negatif tentang profesi ini, seperti hanya menjadi admin, harus bisa editing foto dan video, sosial medianya sendiri masih jelek, dll.
- Faktor lain di internal dan eksternal.
Lingkungan kerja internal yang buruk juga bisa menghambat kinerja kita, apalagi profesi ini dicap sebagai 'specialist' yang mana seharusnya bisa menjadi pemecah masalah. Kondisi ini bisa diperburuk oleh faktor eksternal seperti klien yang banyak mau tapi kondisinya tidak memungkinkan.
Salah satu solusi yang tepat dari semua hambatan dan persoalan yang dihadapi oleh Social Media Specialist adalah dengan bekerja seefisien mungkin beriringan dengan deadline yang ketat dan tetap menambah wawasan di kala lelahnya tugas yang diberikan. Anda juga bisa menjadi seorang freelancer yang tidak terikat dengan dunia kantor loh, apabila berminat!
Selamat mencoba!
No comments:
Post a Comment