
Apakah Anda tahu hewan angsa warnanya apa? Kalau Anda berpikir bahwa angsa itu berwarna putih, maka Anda tidak salah. Sangatlah umum kalau kita melihat hewan satu ini berwarna putih, baik di dalam negara sendiri maupun di luar negeri. Namun, apa jadinya ketika Anda melihat angsa berwarna hitam yang berbeda sendiri dari angsa-angsa lainnya? Apakah Anda akan mengambil foto atau merekamnya dengan video dan dibagikannya ke media sosial? Pernahkah Anda seperti itu? Fenomena angsa hitam ini biasa disebut "Black Swan Phenomenon".
Istilah "Black Swan" pertama kali dipopulerkan oleh Nassim Nicholas Taleb dalam bukunya yang berjudul The Black Swan: The Impact of the Highly Improbable (2007). Fenomena ini merujuk pada peristiwa yang sangat jarang terjadi dan tidak terduga namun memiliki dampak yang luar biasa dan sulit untuk diprediksi sebelumnya.
Fenomena angsa hitam ini apabila dikaitkan dengan media sosial sangatlah cocok karena menggambarkan kejadian yang tidak terduga yang tiba-tiba meledak atau viral, bahkan bisa mengubah lanskap media sosial atau pola perilaku masyarakat secara drastis. Sifatnya yang viral seperti ini sebenarnya sangat diinginkan oleh banyak pelaku bisnis, baik itu para pekerja marketing kreatif atau bahkan sebuah brand. Mereka beranggapan kalau semakin viral maka akan semakin banyak exposure atau semakin dikenal. Namun, hati-hati karena sifat viral itu seperti layaknya pisau bermata dua di mana kedua sisi bisa saling menyakiti atau salah satu sisi saja yang kena dampaknya.
Karakteristik Fenomena Black Swan di Media Sosial
Seperti yang telah disebutkan tadi, Fenomena Black Swan ini memiliki karakteristik tersendiri, di mana fenomena ini tidak dapat diduga atau terjadi begitu saja secara tiba-tiba. Black swan di media sosial biasanya muncul tanpa ada tanda-tanda atau peringatan sebelumnya. Contohnya, sebuah video sederhana yang diunggah tiba-tiba menjadi viral secara global tanpa sebab yang jelas. Biasanya si pengunggah juga bingung kenapa bisa viral.
Black Swan ini juga memiliki dampak yang luas dan begitu cepat hanya dalam hitungan jam atau hari saja sehingga mempengaruhi banyak orang. Dampak yang terjadi bisa saja opini-opini positif/negatif dari masyarakat, sikap dari pemerintah/perusahaan yang harus mengubah kebijakan tertentu mereka terkait fenomena ini, atau bahkan permasalahan ekonomi dan politik yang suasananya menjadi runyam.
Ketika fenomena ini sudah terjadi dan banyak dampaknya maka akan mengubah tatanan atau standar di media sosial sehingga bisa mendobrak normalitas. Misalnya, platform yang sebelumnya tenang atau tidak kontroversial bisa menjadi pusat perhatian dan perdebatan setelah sebuah peristiwa tak terduga ini terjadi.
Dampak Fenomena Black Swan di Media Sosial
Memahami fenomena Black Swan di media sosial sangatlah penting, terutama bagi para pengusaha, perusahaan, pekerja industri advertising, pembuat kebijakan, tokoh publik seperti influencer atau artis, hingga ke content creator. Fenomena ini ibarat pisau bermata dua yang mempunyai sisi yang tajam di kedua sisinya, baik di sisi yang diarahkan ke orang lain atau yang diarahkan ke diri sendiri.
Black Swan bisa menghancurkan reputasi dalam waktu yang sangat singkat atau sebaliknya bisa juga memberikan peluang baru yang sangat tidak kita duga. Dengan memahami karakteristik dan potensi dampaknya, siapa pun dapat bersiap menghadapi perubahan yang tiba-tiba. Konten yang tiba-tiba viral ini dihadapi dengan management krisis atau memanfaatkan momennya.
Berikut dampak positif dari fenomena Black Swan di media sosial:
- Kesempatan viral. Sebuah konten atau campaign bisa viral secara organik tanpa biaya iklan yang besar atau bahkan zero budget. Ini memberi peluang bagi brand kecil maupun individu untuk mendapatkan exposure yang lebih luas tanpa harus bersaing dengan mereka yang memiliki budget besar.
- Perubahan sosial. Isu sosial yang penting dapat dengan cepat mendapatkan perhatian audience luas sehingga fenomena ini dapat memicu perubahan kebijakan, kesadaran publik, atau gerakan sosial yang signifikan.
- Inovasi dan kreativitas. Terkadang, fenomena Black Swan di media sosial memaksa banyak pihak untuk berpikir out of the box dan menemukan solusi atau pendekatan baru dalam menghadapi suatu krisis atau situasi yang mendesak.
Berikut dampak negatif dari fenomena Black Swan di media sosial:
- Krisis reputasi. Skandal atau kontroversi yang tak terduga bisa menghancurkan reputasi individu atau brand dalam hitungan jam. Dampak dari krisis semacam ini bisa berkepanjangan dan bahkan setelah peristiwa ini berlalu yang bisa mengakibatkan kehancuran suatu usaha.
- Informasi salah. Fenomena Black Swan memiliki karakteristik yang tidak terduga yang mana sering memicu penyebaran informasi yang salah atau hoax. Dalam skala besar, hal ini bisa menyebabkan kebingungan, kepanikan, dan dampak negatif lainnya bagi masyarakat luas.
- Kesulitan mengontrol. Setelah suatu fenomena Black Swan terjadi, seringkali sulit untuk mengendalikan narasi atau persepsi publik agar sesuai dengan apa yang kita mau, sehingga tidak heran kalau suatu fenomena bisa menjadi tidak terkontrol.
Cara Menanggulangi Fenomena Black Swan di Media Sosial
Sebenarnya, tidak ada cara khusus yang harus dilakukan langkah demi langkahnya ketika Fenomena Black Swan terjadi. Tapi, ada beberapa langkah yang tepat dan prioritasnya pun bisa disesuaikan dengan kondisi yang Anda alami nantinya. Berikut beberapa cara untuk menanggulangi fenomena Black Swan yang sedang atau telah terjadi di media sosial:
- Peningkatan kesiapan dan respon krisis.
Penting bagi setiap brand maupun individu untuk memiliki kemampuan manajemen krisis yang nantinya bakalan siap untuk merespon peristiwa yang tidak terduga. Apalagi jika brand besar, maka harus ada tim khusus manajemen krisis. Bisa dimulai dengan cara simulasi krisis secara berkala agar dapat membantu dalam mengantisipasi dan merespons dengan cepat. - Monitoring konten dan tren secara aktif.
Melacak percakapan dan tren di media sosial secara real-time memungkinkan organisasi untuk mendeteksi potensi peristiwa Black Swan lebih awal dan mengambil tindakan yang diperlukan. Biasanya, tim ini ada di tim media sosial yang memiliki julukan sebagai 'watch dog' sebagai penjaga segala interaksi terkait brand di media sosial. - Mengendalikan narasi dengan cepat.
Jika suatu peristiwa tak terduga terjadi, sangat penting untuk segera merespons dan mencoba mengendalikan narasi. Mempersiapkan pernyataan resmi, bekerja sama dengan influencer, atau memanfaatkan media dapat membantu mengarahkan persepsi publik. Cepat tapi tidak terburu-buru, berpikirlah dengan matang dan minta bantuan tim (apabila ada) untuk melakukan riset cepat dan meminta pendapatnya. - Diversifikasi sumber pendapatan atau reputasi.
Jangan menggantungkan keseluruhan strategi pada satu platform atau tren di media sosial. Jika sebuah peristiwa Black Swan menghancurkan satu platform, maka memiliki diversifikasi bisa menyelamatkan bisnis atau reputasi secara keseluruhan. - Membangun citra baik dengan publik.
Mempunyai basis audience yang loyal dan relasi yang baik dengan publik dapat menjadi sebuah tameng untuk peristiwa Black Swan yang negatif. Audience yang loyal cenderung lebih mendukung dan memberikan simpati dibandingkan langsung menghakimi. Anda bisa menjalankan fungsi Public Relations untuk hal ini.
Kesimpulan
Fenomena Black Swan di media sosial tidak dapat diprediksi, tetapi dampaknya bisa dirasakan secara mendalam, baik secara positif maupun negatif. Dalam dunia digital, terutama media sosial, memahami dan mempersiapkan diri untuk menghadapi peristiwa Black Swan menjadi sebuah keharusan. Dengan kesiapan yang baik, fenomena ini bisa dimanfaatkan untuk keuntungan atau setidaknya dihadapi dengan strategi yang tepat untuk meminimalkan dampak negatif.
Semoga artikel ini bermanfaat.
No comments:
Post a Comment